Banten, 6 Oktober 2024, Swaragemati.id – Tuhan, alam dan manusia adalah satuan siklus yang tidak bisa dipisahkan. Kecuali melakukan pembangkangan hingga melabrak sunnatulah. Keyakinan terhadap Tuhan, alam raya dan manusia harus harmoni seperti yang dipercaya oleh agama leluhur suku bangsa Nusantara. Ikhwalnya Tuhan menciptakan jagat raya ini untuk manusia. Karenanya, manusia harus memelihara alam dan seisinya agar harmoni untuk menikmati kemanfaatannya dalam takaran yang wajar dan secukupnya saja.

Mengeksploitasi alam hanya demi dan untuk kepentingan sendiri adalah kerakusan yang berlebih, tidak hanya akan merusak tatanan hubungan manusia dengan alam, tetapi juga merusak keterikatan manusia dengan Tuhan. Karenanya, Tuhan acap marah dengan menurunkan bencana yang tidak mungkin dapat dicegah, sebab bencana itu sendiri merupakan bagian dari sunnatullah.

Itulah sebabnya banyak orang percaya, manusia bisa berencana dan melakukan upaya (ikhtiar), tapi ketentuan tetap ada pada Tuhan. Karena itu, sikap untuk memaksakan sesuatu yang dikehendaki, harus dapat disadari dan dipahami sebagai bagian dari pembangkangan terhadap sunnatullah.

Jadi sunnatulah itu sebagai hukum alam — hukum yang berada dalam otoritas Tuhan — tidak bisa dibantah. Sebab akibatnya pemaksaan aturan yang telah menjadi ketetapan langit — yang boleh dilanggar oleh semua makhluk yang ada di bumi.

Laku spiritual — yang dapat dilakukan oleh semua manusia yang percaya kepada Tuhan — tanpa perduli apa agama yang dipercaya oleh orang yang bersangkutan — dapat dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam konteks inilah jalan tengah bagi semua manusia yang.ingin dan berhasrat serius untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dapat ditempuh melalui jalan spiritual yang tak mungkin bisa dilakukan selama keikhlasan diri, kejujuran hati dan kepasrahan dibawa dengan sikap dan sifat sombong atau egoisme yang mengabaikan hak dan kepentingan orang lain.

Begitulah rekayasa licik yang culas tidak berkenan diterima oleh langit dan bumi, karena perilaku bejat seperti itu merupakan pelanggaran terhadap sunnatulah yang telah menjadi ketetapan Tuhan — Yang Maha Tahu dan Maha Kuasa atas segala yang kejadian yang akan terjadi atau pun yang telah dan sudah berlangsung. Maka itu, atas kesadaran manusia yang tulus dan ikhlas mengakui kesalahan yang telah dilakukan, merasa perlu dan penting melakukan tobat se tobat-tobatnya agar tak mendapat azab yang lebih berat dari apa yang telah dilakukannya.

Perbuatan keji dan busuk itu, bisa saja dilakukan tanpa sadar diri. Namun tidak sedikit yang sudah dilakukan dengan penuh kesadaran hanya untuk memenuhi hasrat dan nafsu keserakahan yang sudah diluar batas. Maka kutukan pun wajar dihujat kan oleh sesama manusia yang merasa terkena imbas dari perilaku degil orang yang bersangkutan.

Pengabdian seorang pejabat selama sepuluh tahun misalnya — yang seharusnya diwujudkan dalam berbagai bentuk kebijakan dan kebaikan yang bisa memberi manfaat bagi banyak orang — memang akan ditakar antara perbuatan baik dengan perbuatannya yang buruk melalui tatanan etika, moral dan akhlak, seperti yang menjadi prasyarat untuk melakukan perjalanan menuju Tuhan. Sebab hukum dan keadilan yang telah menjadi bagian dari rekayasa kekuasaan yang memabukkan, tidak lagi dapat dijadikan penakar perbuatan baik dan perbuatan buruk yang telah diproduksi semacam komoditas bahan pangan yang dapat dipaksakan untuk dikonsumsi oleh semua orang.

Oleh karena itu untuk membangun segera peradaban manusia yang baru — yang segar dan bergizi — guna mengatasi masa depan yang lebih indah dan bermartabat dengan kepribadian yang kukuh dan kuat serta sikap mandiri tanpa menghiba pada pihak manapun, segenap warga bangsa Indonesia perlu lebih banyak melakukan tamasya spiritual agar dapat melihat keramahan dan mendengar sapaan alam yang ramah dan santun dengan memperlakukan manusia, seperti selayaknya manusia menyayangi dan menghormati alam jagat dan seisinya tanpa diskriminasi dan sikap arogan yang jauh dari pemahaman ugahari. (Jacob Ereste)

(Swg.id)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *