Jakarta – Swaragemati.id– Olahraga Barongsai Indonesia mungkin belum cukup familiar dibandingkan dengan pentas Barongsai sebaga kegiatan budaya di Indonesia. Namun, menurut Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (PB FOBI) Arifin Himawan, cabang olahraga Barongsai akan memberi warna tersendiri pada PON XXI Aceh-Sumatera Utara
Ditemui di sela kegiatan Rapat Kerja Nasional KONI Tahun 2024 bertema “Sukseskan PON XXI/ 2024 Aceh-Sumatera Utara” di Pullman Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2024), Arifin Himawan mengatakan, Federasi Olahraga Barongsai sudah diterima oleh KONI menjadi anggota pada 2013.
Pada PON XIX sudah dilakukan eksibisi. Seharusnya di PON XX cabang olahraga Barongsai sudah dipertandingkan dan medalinya diperhitungkan.
Namun, karena satu dan lain hal, sehingga pada PON Papua olahraga ini belum diikutsertakan karena keterbatasan sarana dan prasarana. Juga ada nomor-nomor lain yang tidak dipertandingkan atau dikurangi setelah melihat situasi.
“Pada tahun ini, pada PON XXI di Aceh dan Sumatera Utara, olahraga Barongsai ini dipertandingkan secara resmi dan medalinya tetap dihitung menjadi perolehan untuk prestasi setiap provinsinya,” tutur Arifin.
Keunikan olahraga Barongsai, menurut Arifin adalah bahwa olahraga ini membutuhkan suatu kerja sama, keindahan dalam gerak, antara gerak dan musik harus sinkron.
Arifin mengatakan, dalam penilaian terhadap olahraga Barongsai terdapat 10 item yang harus dinilai, misalnya melihat pemainnya dari sisi gembira, sedih, dan sebagainya. Itu ada 10 item penilaian atau kriteria.
Olahraga Barongsai sekarang ini bukan saja diminati orang Indonesia keturunan Tionghoa, tapi sudah disukai oleh banyak orang non-Tionghoa. Mereka tertarik dan bergabung dalam klub atau sasana.
“Kemarin Federasi Barongsai Indonesia baru saja mengadakan kejuaraan Piala Presiden yang memperebutkan 3 kategori, yakni naga (dimainkan oleh TNI dan Polri), Pekingsai, dan Barongsai (tonggak dan lantai). Jadi, dalam kejuaraan dunia kemarin, kita ada piala yang diperebutkan secara bergilir dan mengundang lebih dari 10 negara. Indonesia boleh berbangga bisa membawa pulang Piala Presiden. Artinya, Piala Presiden itu tidak keluar dari Indonesia,” tambahnya.
Arifin berharap, dengan minat dari banyak masyarakat, kita harapkan prestasi olahraga Barongsai juga menjadi salah satu cabang olahraga yang disukai masyarakat. Sehingga Barongsai bukan semata suatu hiburan di mall. Tetapi mengacu pada suatu olahraga prestasi, kita pun dapat benefit untuk para atletnya di kemudian hari, baik mereka yang mau kuliah, sekolah melalui jalur prestasi, ini sama seperti fasilitas yang diberikan kepada cabang olahraga lainnya.
Pada PON XXI Aceh-Sumut, olahraga Barongsai akan dipertandingkan di di Kualanamu, Sumut dan akan diikuti 8 provinsi. Dari 27 provinsi yang sudah melakukan babak kualifikasi tersaring lah 10 nomor yang dipertandingkan termasuk tuan rumah Aceh dan Sumatera Utara.
“Kita akan mengikutkan tidak kurang dari 8 provinsi sebagai persyaratan dan ditentukan oleh KONI. Sebetulnya kita ingin mengirimkan lebih banyak kontingen lagi. Nomor yang kita pertandingan sebenarnya cukup banyak, yaitu 19 nomor, namun belum dapat dipenuhi. Bahkan kita minta 13 nomor sesuai dengan nomor yang dipertandingkan dalam kejurnas, tapi KONI hanya bisa menambah 1 nomor dari eksibisi. Dulu esensinya 9, sehingga pada PON XXI Aceh-Sumut ini ada 10 nomor lomba olahraga Barongsai yang dipertandingkan dan diperebutkan oleh 8 provinsi,” ungkap Sekjen Arifin Himawan.
Arifin Himawan berharap, provinsi-provinsi yang sudah lolos sudah harus mempersiapkan diri, karena ini menjadi ajang bergengsi dan kesempatan bagi para atlit Barongsai untuk bisa menorehkan prestasi untuk provinsinya.
(Swg.id)