Jakarta, 8 September 2024, Swaragemati.id – Ada banyak jumlah proposal di meja saya tidak sedikit mungkin karena saya dikenal oleh konstitusi saya sebagai anggota DPR atau wakil rakyat yang sangat tegas dan lurus kalau persoalan Aspirasi. Yang artinya apa? Biasanya proposal yang penting itu untuk Persiapan 5 tahun ke depan.
Karena saya gak ada ambisi Kalau bicara tentang politik, Mungkin banyak saya tahu ada yang Berbicara di belakang saya, berpikir Sarah ini apa dia bego atau gimana ya? Kan dia tinggal minta Udah pasti dapet Tapi banyak yang tidak paham Bukan sayanya bodoh Bukan saya yang tidak ngerti tapi karena saya gak punya ambisi Jadi memang saya tegas.
Karena kalau misalkan ada proposal setelah 3 bulan Akan dicek lagi oleh staff Karena kita semua tahu Banyak proposal nyampe dan bantuan dikasih tapi pas dicek ulang bantuannya udah dijual Jadi kali ini ada anak muda saya mikir ini agak lain dari yang lain Karena betul bahwa biasanya kan kalau misalkan ada proposal Palingan Ya agak murah-murah dikitlah. Ini buatnya setiap kertasnya yang agak berat dikit udah seperti buat buket. Nah tapi yang ini bikin lain daripada yang lain.
Ini saya langsung buka aja saya ada satu teman dia Mimpi menjadi Presiden Republik Indonesia. Saya bilang gini Kalau bicara tentang ambisi semua mungkin punya ambisi. Tapi jarang yang terang-terangan di depan udah langsung bilang saya mau jadi presiden. Yang lain mungkin agak gimana gitu seperti aneh. Tapi langsung terafiliasi orangnya saya bilang ini emang agak gila dia, dan bener rupanya kalau dia sebagai aktivis, Pernah dia bikin demonstrasi. Demo-nya itu nyetir pakai tutup mata. Gak semua seperti dia Yang bisa menerawang seperti Dedy Corbuzier. Tapi saya bilang kita justru butuh anak-anak muda yang memang jelas, Visinya kemana.
Saya menyebut itu pada saat saya bilang saya akan dukung kamu. Bukan karena itu adalah ideal terus kita seolah-olah punya deal. Punya kesepakatan untuk ke depan. Dan dia bisa nyatakan dan dia sampaikan gak ada. Saya gak minta apa-apa balik dari dia, tapi waktu itu saya dukung.
Lalu waktu beliau tiba-tiba tahun lalu bilang ke saya. Saya punya ide terhadap pemuda. Jujur waktu awal dia bilang ada ide ini. Saya salah satu mungkin terlalu idealis. Saya bilang ngapain bikin kelompok anak muda lagi? Yang saat ini harusnya jadi rumah untuk semua pemuda-pemuda Indonesia. Jadi saya bilang ngapain bikin lagi. Tapi lalu setelah saya pelajari apalagi dengan namanya Rembuk Pemuda. Dari ini kawan-kawan di sini paham mengapa ada yang namanya Rembuk Pemuda. Saya yakin banyak di sini yang mungkin mengira, oh karena ada saya. Dan jujur waktu awal dia bilang, pokoknya kakak harus jadi ketua Dewan Saya bilang Tidak usah.
Untuk satu political ganda dan sekali lagi mungkin karena saya orangnya terlalu idealis. Tapi Kalaupun saya ada di situ saya akan sampaikan bahwa Rembuk Pemuda ini adalah milik semua pemuda-pemuda Indonesia.
Dan saya pasti akan menjadi orang yang pertama yang akan menegur ideal kalau sampai ini ditunggangi. Karena Rembuk Pemuda ini sebenarnya bentuk suatu kegelisahan dari saya pribadi dan itu ditangkap oleh ideal, walaupun mungkin ada gerakan-gerakan yang dianggap itu pasti belakangnya ada ambisi-ambisi dan seterusnya. Saya sampai pernah ditegur sama partai saya sendiri. Karena di dalam acara Rembuk Pemuda, pembicaranya dari partai lain. Sampai ditegur dibilang ini kan gak ada kaitannya. Ini justru kita hadirkan, karena saya tahu, kita tahu, memahami, banyak anak muda yang peduli tentang bangsa ini, tetapi tidak mau masuk ke dalam partai politik.
Yang peduli tentang bangsa ini, mau berkontribusi, tapi gak ada jaringannya. Enggak tahu ini kegelisahan harus ngomongnya ke siapa. Kalau saya hadir langsung sebagai peran saya di partai, pasti ada yang langsung mengotak-otakan. Oh orangnya ini, dekat dengan si ini.
Kita lama-kelamaan, terutama saya lihat, mohon maaf kepada para GenZ, karena apa yang kita makan, dari apa yang kita konsumsi, dari media, dari film, dari serial, itu banyak yang mencontohkan budaya lain. Jadi pemahaman politik yang ada di anak muda di sini, banyak yang terpengaruh dengan yang ada, dengan sistem negara, di negara lain. Ini pasti banyak di sini yang mungkin sudah pernah nonton West Wing, House of Cards. Tapi tidak ada satupun dari mereka yang menunjukkan budaya kita. Budaya apa itu? Pancasila sila keempat. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan.
(Swg.id)